Foto bersama Narasumber dan audiens dialog publik PPM Paluta, Jumat (27/11/2020). |
PALUTA - Perhimpunan Pemuda dan Mahasiswa Padang Lawas Utara (PPM Paluta) yang di ketuai Rudi Efendy Siregar, didampingi Sekretaris Zul Fadli Satia Nasution, dan Bendahara Desiariani siregar menyelenggarakan dialog publik di Kafe Dapoer Koalesi, Jumat (27/11/2020).
Mengangkat tema "Peran pemuda sebagai mitra kritis pemerintah", PPM Paluta menghadirkan tiga narasumber yang diantaranya adalah AKP Daulat Mz Harahap selaku Kasat Bimnas Polres Tapsel, Erwin Hotmansyah Harahap Kepala Bappeda Paluta, dan Barli Halim Siregar ketua umum demisioner PPM Paluta yang saat ini berprofesi sebagai pengacara.
Dalam dialog publik itu, Erwin Hotmansyah Harahap menyampaikan bahwa efektivitas perencanaan dalam pembangunan daerah diharapkan menciptakan masyarakat yang beriman, cerdas, dan beradat.
Barli Halim Siregar selaku Dewan Pendiri PPM Paluta turut menyampaikan bahwa peran aktif mahasiswa saat ini sangat dibutuhkan untuk PALUTA kedepan dengan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai kunci utama.
"Untuk menjadikan Paluta yang maju, diperlukan kolaborasi yang baik antara mahasiswa dengan ormas ormas" ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Asrul Ansori Siregar, selaku undangan dari ormas BAPERA menyampaikan bahwa mahasiswa Paluta harus mampu bersikap kritis.
"Masyarakat Paluta adalah masyarakat yang beradat, untuk itu mahasiswa-mahasiswa khusnya yang hadir pada dialog ini juga harus mau belajar tentang budaya kita (Paluta), sehingga tercipta masyarakat kabupaten Paluta yang beradat", tuturnya.
Sementara, Ketua umum PPM Paluta Rudi Efendy Siregar ketika dikonfirmasi mengatakan PPM Paluta menyelenggarakan dialog publik "Peran pemuda sebagai mitra kritis pemerintah" adalah didasari oleh keadaan dimana saat ini para pemuda banyak yang bungkam/apatis terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
“Status quo saat ini, para pemuda bungkam/apatis terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, bahkan sebagian pemuda sudah tidak percaya lagi dengan pemerintah akan kebijakan-kebijakan yang dihasilkan, karena dalam pengambil keputusan selalu tidak melibatkan para pemuda," jelas Rudi.
Pantauan Dalto News, acara dihadiri lebih dari 50 audiens yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari siswa siswi SMA sededajat, perwakilan ormas di Paluta dan mahasiswa dari berbagai kampus.(Ps/red).