Beberapa Hasil Pertanian Komoditas Pangan di Paluta Tidak Dapat Memenuhi Kebutuhan Masyarakat

Redaksi Dalto Media
Selasa, 26 Januari 2021 | 15:11 WIB Last Updated 2021-01-26T08:12:36Z

Salah satu komoditas pertanian yang belum terpenuhi di Paluta.


DALTONEWS.COM, PALUTA - Sejumlah hasil pertanian komoditas pangan di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di kabupaten Paluta.

Demikian disampaikan oleh Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam pada Sekretariat Daerah Kabupaten Paluta Tunas Harapan Siregar, Senin (25/1/2021).

Menurut beliau, berdasarkan laporan triwulan akhir perbandingan produksi dan kebutuhan pangan strategis di Sumatera Utara (Sumut), ada sejumlah hasil pertanian pangan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Paluta.

“Dari hasil laporan pada rapat bersama pihak provinsi beberapa yang waktu lalu di Medan, ada sejumlah komoditas pangan yang tidak mencukupi untuk kebutuhan masyarakat kita sendiri,” terangnya.

Tambahnya, laporan triwulan akhir perbandingan produksi dan kebutuhan pangan strategis di Sumut, ada sejumlah hasil pertanian pangan yang dinilai kurang di daerah Paluta antara lain cabai merah hanya bisa memenuhi 10% kebutuhan masyarakat dan 90% lagi masih disuplai dari luar daerah.

Kemudian, kebutuhan cabai rawit hanya bisa memenuhi 4% kebutuhan masyarakat dan 96% lagi masih impor, kebutuhan bawang merah hanya memenuhi 1% kebutuhan masyarakat dan 99% masih impor dan untuk kebutuhan bawang putih secara penuh 100% harus impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Paluta.

“Kalau untuk komoditas beras pangan, petani kita masih bisa dan cukup memenuhi kebutuhan masyarakat kita,” jelasnya.

Tunas menambahkan, minimnya hasil komoditas pangan ini menurut survey kecil yang dilakukan disebabkan kurangnya minat masyarakat untuk bertani bidang komoditas pangan.

Sedangkan penyebab kurangnya minat masyarakat ini diakibatkan kurangnya akses pemasaran atau penampungan hasil pertanian masyarakat tersebut.

“Masyarakat sepertinya masih ragu untuk bertani komoditas pangan karena mereka takut nanti hasilnya tidak terjual atau tidak laku,” jelasnya.

Sehingga pada saat panen hasil pertanian, masyarakat tidak tahu harus menjual kemana dan akhirnya masyarakat menjual kepada para tengkulak dengan harga yang murah, dan ketika masyarakat menjual kepada tengkulak, para tengkulak tersebut menjual hasil pertanian tersebut dengan harga tinggi dan bahkan dibawa keluar daerah.

“Sebenarnya hasil pertanian kita lumayan banyak, tapi masyarakat menjual kepada tengkulak dan tengkulak membawa serta menjualnya keluar daerah. Sehingga kebutuhan masyarakat kita sendiri tidak tercukupi,” jelasnya.

Karena itu, saat ini pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan semua pihak untuk mengatasi permasalahan ini sehingga nantinya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Paluta dengan salah satunya adalah merencanakan untuk pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bidang komoditas pangan atau dengan nama lain lumbung pertanian daerah kabupaten Paluta.

“Kita merencanakan pembentukannya sehingga nanti hasil pertanian bisa ditampung dan dibantu dipasarkan untuk menutupi kebutuhan masyarakat yang lebih utama dan nantinya diharapkan bisa mendorong minat petani untuk lebih meningkatkan produksi pertaniannya,” terangnya lagi.

Untuk itu, ia berharap agar semua pihak terutama masyarakat petani agar nantinya dapat memberikan dukungan baik dalam bentuk ide ataupun usulan demi kemajuan daerah serta kesejahteraan masyarakat kabupaten Paluta. (Ar/red)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Beberapa Hasil Pertanian Komoditas Pangan di Paluta Tidak Dapat Memenuhi Kebutuhan Masyarakat

Trending Now

Iklan