Jalinsum Gunungtua-Binanga Longsor, Pihak Rekanan Pembangunan Box Culvert Dianggap Lalai

Redaksi Dalto Media
Selasa, 24 Agustus 2021 | 21:10 WIB Last Updated 2021-08-24T14:15:24Z

Foto: Badan jalan yang mengalami longsor dan mengakibatkan macet tampak sedang dalam pengerjaan pihak rekanan untuk pembuatan gorong-gorong, Selasa (24/08).


Daltonews.com, Paluta - Terjadinya longsor badan jalan lintas Gunungtua-Binanga tepatnya di desa Aek Haruaya (Aek Hotal), kecamatan Portibi, kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) mengakibatkan kemacetan panjang selama kurang lebih 12 jam, Selasa (24/08/2021).

Badan jalan yang mengalami longsor tersebut diketahui sedang dalam pengerjaan pembuatan Box Culvert atau gorong-gorong oleh pihak PT Cleosa Cikal Futuristik yang ditunjuk sebagai rekanan oleh pihak Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Utara.

Tampak dilokasi, separuh badan Jalinsum tersebut sudah digali dan sedang dalam tahap pemasangan kerangka gorong-gorong, sehingga hanya separuh badan jalan yang bisa dilalui oleh kenderaan.

Salah seorang warga, P Siregar menilai bahwa longsornya badan jalan yang sebagian sudah digali tersebut dinilai akibat kelalaian dari pihak rekanan yang tidak terlebih dahulu mengantisipasi kejadian seperti ini yang bisa berakibat fatal bagi pengguna jalan.

Sebab menurutnya, pihak rekanan harusnya memasang pancang ataupun besi pengikat maupun alternatif lainnya untuk menahan badan jalan yang tinggal separuh tersebut agar tidak terjadi longsor atau hal lainnya yang bisa merusak sisa badan jalan sebelum pengerjaan gorong-gorong tersebut selesai.

“Pihak rekanan sepertinya tidak mengantisipasi kejadian seperti ini. Seharusnya mereka memasang pancang penahan atau alternatif lainnya agar badan jalan yang hanya separuh lagi ini tidak longsor atau rusak dan tidak bisa dilalui kenderaan,” ujarnya.

Apalagi katanya musim penghujan seperti saat ini dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi sehingga menyebabkan bekas galian separuh badan jalan tersebut akan mudah tergerus air kalau tidak dipasang pancang penahan.

Ditambah lagi kekuatan badan jalan yang hanya tinggal separuh tersebut sudah pasti berkurang untuk menahan beban dari kenderaan yang melintas.

“Badan jalan kan tinggal separuh, kekuatannya menahan beban juga pasti berkurang. Bagian pinggir badan jalan bekas galian itu juga pasti lebih mudah longsor akibat beban berat atau tergerus air karena curah hujan yang tinggi,” katanya.

Tapi selama pengerjaan yang sudah berlangsung kurang lebih 2 bulan tersebut, dirinya tidak melihat adanya tiang pancang atau alternatif lainnya yang dipasang oleh pihak rekanan untuk antisipasi hingga kejadian longsor seperti saat ini terjadi yang mengakibatkan kemacetan panjang.

Karena itu, ia menganggap pihak rekanan dalam hal ini PT Cleosa Cikal Futuristik sepertinya lalai untuk antisipasi kejadian seperti ini selama proses pengerjaan gorong-gorong tersebut.

“Kalau masalah perencanaan apakah sudah sesuai dengan pengerjaannya, saya tidak tahu bagaimana. Namun secara kasat mata sepertinya pihak rekanan lalai dalam hal antisipasi kejadian seperti ini yang bisa saja berakibat fatal bagi masyarakat pengguna jalan,” sebutnya.

Ia juga berharap agar pemerintah dalam hal ini pihak Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sumut dalam hal ini UPT Jalan dan Jembatan Gunungtua agar lebih memperhatikan pengerjaan perbaikan Jalinsum  tersebut.

Dan apabila terjadi kelalaian atau ketidak sesuaian pengerjaan dengan perencanaan, dirinya berharap agar pihak UPT Jalan dan Jembatan Gunungtua menegur atau memberi peringatan kepada rekanan yang ditunjuk.

Sementara, Eka Lestari yang mengaku sebagai pengawas pengerjaan dari pihak PT Cleosa Cikal Futuristik mengatakan bahwa longsornya badan jalan ini akibat tergerus air dari curah hujan yang cukup tinggi semalaman (23/08).

Ketika ditanya apakah tidak ada alternatif atau antisipasi untuk kejadian seperti ini, ia mengatakan bahwa pihaknya sudah mencoba mengupayakan hal tersebut, namun kondisi dilapangan tidak mengizinkan.

“Kami sudah mengupayakan pembuatan jalan atau jembatan alternatif sebelumnya, tapi karena kondisi dilapangan tidak bisa,” katanya.

Atas dasar itu pihaknya melakukan pengerjaannya seperti saat ini yakni terlebih dahulu dikerjakan sebagian badan jalan dan sebagian lagi dikerjakan setelah yang pertama dikerjakan ini selesai dan bisa dilalui kenderaan.

Sedangkan untuk waktu pengerjaannya, Eka mengatakan sudah berlangsung hampir 2 bulan dan waktu pengerjaan yang diberikan sampai bulan Desember 2021 mendatang.

Untuk diketahui, Jalan Lintas penghubung Gunungtua (Kabupaten Padang Lawas Utara) - Binanga (Kabupaten Padang Lawas) tepatnya di wilayah Aek Haruaya (Aek Hotal), kecamatan Portibi, Kabupaten Paluta mengalami kemacetan akibat longsornya badan jalan yang sedang mengalami perbaikan sehingga terjadi penumpukan kenderaan yang melintas yang diperkirakan mencapai 3 kilometer selama kurang lebih 12 jam, Selasa (24/08).

Disinyalir, longsornya badan jalan ini di akibatkan curah hujan yang cukup tinggi sehingga badan jalan yang setengahnya sedang mengalami perbaikan atau pembangunan box culvert oleh rekanan PT Cleosa Cikal Futuristik yang ditunjuk pihak Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sumut tergerus air dan longsor.

Hingga berita ini diturunkan, kondisi lalu lintas sudah mulai lancar dengan sistem buka tutup untuk kenderaan roda 2 dan roda 4 dengan muatan yang sedang. Sedangkan untuk kenderaan jenis bus atau truk bermuatan besar, harus dipandu oleh personil kepolisian atau warga yang berada dilokasi tersebut.(Ar)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Jalinsum Gunungtua-Binanga Longsor, Pihak Rekanan Pembangunan Box Culvert Dianggap Lalai

Trending Now

Iklan