Foto : Pertemuan pengukuran data dan publikasi stunting tahun 2021 di aula Bapelitbang kabupaten Paluta, Kamis (09/12). |
PADANG LAWAS UTARA - Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara terus melaksanakan berbagai upaya intervensi dalam menekan angka stunting di kabupaten Padang Lawas Utara.
Salah satu intervensi penurunan stunting terintegrasi yang dilaksanakan oleh kabupaten Padang Lawas Utara adalah aksi ke 7 yaitu pertemuan pengukuran data dan publikasi stunting yang digelar di aula Bapelitbang kabupaten Padang Lawas Utara, Kamis (09/12/2021).
Kegiatan dibuka oleh Bupati Paluta Andar Amin Harahap diwakili asisten II Haholongan Siregar yang diikuti oleh OPD yang masuk dalam tim penanganan stunting, camat se-kabupaten Padang Lawas Utara, kepala puskesmas se-kabupaten Padang Lawas Utara, kepala desa yang ditetapkan sebagai desa Locus stunting, TP PKK, LSM dan wartawan beserta pihak terkait lainnya.
Dalam sambutannya, Asisten II Setdakab Padang Lawas Utara Haholongan Siregar menyampaikan, salah satu sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang Kesehatan 2020-2024 adalah meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat dengan menurunkan prevalensi stunting, pada anak balita (anak umur dibawah 2 tahun) menjadi hanya 19 persen di tahun 2024.
Karena itu, kebijakan penanggulangan stunting antara lain diarahkan melalui strategi intervensi gizi sensitive dengan keterlibatan Iintas sektor yang dilakukan dengan berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan seperti penyediaan air bersih, sanitasi, pendidikan gizi, serta ketahanan pangan dan gizi.
“Kegiatan pembinaan gizi masyarakat bertujuan meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan gizi keluarga untuk meningkatkan status gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita yang dilakukan melalui kegiatan promotif, preventif dan kuratif," katanya.
Hasil pengukuran tinggi badan anak bawah lima tahun serta publikasi angka stunting ini dapat digunakan untuk memperkuat komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam gerakan pencegahan dan penurunan stunting.
“Percepatan penurunan stunting, sehingga masalah stunting di kabupaten Padang Lawas Utara yang tercinta ini dapat teratasi,” ucapnya.
Kepala Bapelitbang kabupaten Padang Lawas Utara Ridwan Efendi Daulay yang juga merupakan ketua tim penanganan stunting kabupaten Padang Lawas Utara menyampaikan bahwa giat ini juga bertujuan, mengetahui status gizi anak sesuai umur, agar dapat memantau kemajuan tumbuh kembang anak secara berkala.
Kemudian, pertemuan publikasi hasil pengukuran data stunting adalah upaya Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara untuk memperoleh data prevalensi stunting terkini pada skala layanan puskesmas, kecamatan dan hingga desa.
"Pertemuan ini juga bertujuan untuk menyampaikan atau publikasi hasil pengukuran status gizi stunting di Padang Lawas Utara sebagai bagian kegiatan dari 8 aksi konvergensi dalam rangka pencegahan stunting di Kabupaten Padang Lawas Utara, dan diharapkan menjadi sarana untuk sharing informasi untuk pencapaian indikator penurunan angka stunting sesuai harapan kita," ujarnya.
Sementara, Plt kepala Dinas Kabupaten Padang Lawas Utara dr Sri Prihatin Harahap melalui Kepala Bidang Binkesmas Emmi Sari Pohan yang bertindak sebagai narasumber menyebutkan bahwa pertemuan ini sebagai sarana mengembangkan program/kegiatan yang sesuai untuk peningkatan kesadaran dan partisipasi keluarga, pengasuh, dan masyarakat untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan anak balita yang optimal.
Dalam pengarahannya ia menyampaikan bahwa stunting merupakan hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak pada anak serta mengandung risiko tinggi untuk menderita penyakit kronis.
Ia mengatakan, prevalensi stunting Kabupaten Padang Lawas Utara pada tahun 2020 sebesar 11,68 % dan pada tahun 2021 mengalami penurunan menjadi 10,46 %. “Tentu saja capaian itu adalah hasil kerja keras kita semua, kerja sama dengan bersinergi semua elemen. Semoga capaian itu dapat menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus berupaya menekan prevalensi stunting sehingga kabupaten Padang Lawas Utara terbebas dari permasalahan stunting kedepannya ,” katanya.
Untuk itu, ia berharap pencapaian ini bisa lebih ditingkatkan dengan adanya kegiatan-kegiatan yang terintegrasi, baik dalam pembiayaan daerah maupun melalui pembiayaan dana desa. Sehingga bisa lebih mudah dalam memonitoring 1.000 hari kehidupan pertama dan bisa berkontribusi lebih terhadap pencegahan stunting dengan memperhatikan rencana aksi yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat.(Ar)