Foto : Dinas P2KBP3A kabupaten Paluta secara berkesinambungan melakukan penyuluhan masyarakat terkait bahaya dan pencegahan stunting. |
PADANG LAWAS UTARA - Dalam upaya penanganan dan pencegahan stunting, Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) kabupaten Paluta gencar melakukan sosialisasi dan penyuluhan bersifat edukatif terkait bahaya dan pencegahan stunting kepada masyarakat.
Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Paluta Hasbullah Harahap mengatakan, pihaknya secara konsisten terus menyosialisasikan kepada masyarakat terkait peran orangtua dan lingkungan dalam hal penanganan stunting.
“Stunting ini memang merupakan isu nasional dan merupakan persoalan yang harus dipecahkan bersama-sama,” ujarnya.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kurangnya gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), dimana anak-anak dari seluruh golongan termasuk dari keluarga kaya juga bisa mengalami stunting.
Menurutnya, berbagai faktor yang mempengaruhi tingginya angka stunting diantaranya adalah aspek gizi, masalah pola hidup masyarakat dan pola pengasuhan orangtua.
“Kami terus mengembangkan pola-pola penanganan stunting berkolaborasi dengan dinas-dinas terkait dengan melihat faktor-faktor penyebabnya,” jelasnya.
Ia menambahkan, penyuluhan dan penyampaian informasi yang edukatif serta intervensi stunting kepada masyarakat tersebut diantaranya mulai dari aspek pangan, aspek perumahan, aspek infrastruktur, sumber daya air sehingga masyarakat lebih paham terkait penanganan stunting.
Menurutnya, Pemkab Paluta selalu fokus membina dan mendorong masyarakat agar menjadi keluarga yang berkualitas guna mempersiapkan anak-anak yang bermanfaat bagi umat, bangsa, dan negara melalui program penyuluhan dan sosialisasi yang edukatif kepada masyarakat khususnya mengenai stunting.
“Saat ini kita fokus pada sosialisasi dan penyuluhan terkait penanganan itu, sedangkan untuk gizi dan ketahanan pangannya ada di dinas terkait lainnya,” ungkapnya.
Senada, Kepala Bidang Advokasi, KIE dan Pergerakan pada Dinas P2KBP3A kabupaten Paluta Lili Diana Fitri Siregar mengatakan bahwa selain gencar melakukan penyuluhan edukatif kepada masyarakat, pihaknya juga terus melakukan peningkatan pemahaman terkait penanganan dan pencegahan stunting kepada para petugas penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB) serta kader-kader agar nantinya lebih paham untuk memberikan edukasi kepada masyarakat secara berkesinambungan.
Program yang gencar disosialisasikan diantaranya kesehatan reproduksi kepada calon pengantin dan remaja usia siap nikah sebagai upaya untuk menekan angka balita stunting dan juga membangun keluarga yang harmonis.
“Seperti sosialisasi kesehatan reproduksi dan pengetahuan stunting bagi calon pengantin dan remaja usia siap nikah dilakukan secara bertahap dengan tujuan untuk membekali, mempersiapkan diri sebagai calon ayah dan calon ibu dari sisi agama, program Generasi berencana (Genre) dimana merencanakan kapan harus hamil, kapan harus menyusui dan bagaimana mengatur jarak kelahiran dan cara merawat bayi agar bebas penyakit termasuk stunting,” jelasnya.
Katanya, pihaknya juga membuat vidio edukasi tentang stunting yang pembuatannya dilakukan dengan metode penyesuaian dengan kultur, adat dan budaya setempat sebagai salah satu langkah agar masyarakat lebih cepat memahami tentang program penanganan stunting.
Ia menyebutkan, penyuluhan edukatif tersebut dilakukan secara marathon kepada masyarakat di desa-desa terutama kepada pasangan keluarga muda atau berusia subur, kalangan muda-mudi dan bekerjasama dengan sejumlah pihak terkait.
“Penguatan peran keluarga juga menjadi salah satu pokok utama yang dilakukan dalam upaya penanganan stunting pada anak-anak di Kabupaten Paluta,” sebutnya.
Lili juga menyebutkan bahwa selain melakukan penyuluhan langsung, pihaknya juga melakukan penyampaian informasi seputar bahaya dan upaya pencegahan stunting melalui media cetak, elektronik maupun media sosial secara berkelanjutan.
Kemudian, kegiatan sosialisasi ataupun penyuluhan juga diberikan kepada petugas PLKB serta kader tentang bagaimana kemudian mendapatkan data yang akurat serta verifikasi dan validasi data mengenai penurunan angka berisiko stunting khususnya di wilayah Kabupaten Paluta.
“Penanganan Stunting adalah tugas kita bersama untuk generasi yang sehat jasmani dan rohani demi mewujudkan kabupaten Paluta yang beriman, cerdas, maju dan beradat,” pungkasnya.(Ar)