Iklan


Kesebelasan Binaan PSSI Askab Paluta Terpuruk di Ajang Porprovsu 2022, Ini Kata Pengamat

Redaksi Dalto Media
Jumat, 11 November 2022 | 18:16 WIB Last Updated 2022-11-11T11:19:17Z

Foto : Samsuddin Harahap saat memegang hadiah Juara 2 regional IV Bonas Cup 2022 bersama pemain FC GPS.

PADANG LAWAS UTARA - Perkembangan persepakbolaan di wilayah kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) cukup menggeliat saat ini. Hal ini seiring dengan euforia atas prestasi tim sepakbola FC Gelora Purba Sinomba (GPS) yang bisa menembus final perhelatan Bonas Cup 2022.

Namun, prestasi yang ditorehkan oleh tim kampung di salah satu ajang kompetisi terbesar tingkat provinsi Sumatera Utara ini seolah berbanding terbalik dengan prestasi tim sepakbola binaan dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Asosiasi Kabupaten Paluta yang cukup memprihatinkan di ajang Porprovsu tahun 2022.

Salah seorang pegiat dan pengamat sepakbola di kabupaten Paluta Samsuddin Harahap menyampaikan rasa keprihatinan atas kondisi tersebut.

"Cukup prihatin ya dengan kondisi tim sepakbola binaan PSSI Askab Paluta saat ini. Euforia dan rasa bangga atas prestasi FC Gelora Purba Sinomba seolah tenggelam karena keterpurukan yang diraih tim sepakbola Paluta yang dikirim ke ajang Porprovsu 2022," ujarnya, Kamis (10/10/2022).

Sebab katanya, tim FC GPS yang dianggap sebagai tim kampung yang secara notabene tidak memiliki anggaran atau dana pembinaan yang cukup memadai bisa menorehkan prestasi yang sangat membanggakan masyarakat kabupaten Paluta di ajang kompetisi persepakbolaan yang cukup megah di provinsi Sumut yakni menjadi finalis Bonas Cup 2022.

Hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan tim sepakbola yang diutus PSSI Askab Paluta ke ajang Porprovsu 2022 yang diketahui memiliki fasilitas dan anggaran yang cukup mumpuni.

"Konsep dari FC GPS yang dinilai sebagai tim kampung itu adalah gotong royong atau dalam bahasa daerah kami "mok kali mok" alias urunan kalau istilahnya dalam hal pembiayaan dan fasilitas lainnya. Bandingkan dengan tim binaan PSSI yang bukan rahasia umum lagi memiliki konsep yang cukup tertata dengan anggaran serta perhatian yang cukup dari pemerintah daerah," terangnya.

Menurutnya, dengan kondisi tersebut dirinya mengangggap bahwa ketua dan jajaran pengurus PSSI Askab Paluta sudah tidak mampu menjadi nakhoda ditubuh lembaga yang menjadi ujung tombak kemajuan olahraga persepakbolaan di daerah.

Sebab katanya, memajukan olahraga itu bukan hanya dengan konsep harus dengan anggaran yang besar baru bisa berprestasi.

"Intinya, anggaran itu memang sangat vital dan dibutuhkan untuk memajukan olahraga. Namun jangan dibuat konsep utama bahwasanya harus ada anggaran baru bisa bekerja. Kalau tidak mampu untuk jadi nakhoda, jangan dipaksakan dan silahkan meletakkan jabatan dengan Legowo," sambungnya.

Selain itu, ketua KONI bersama jajarannya juga dinilai harus lebih giat dalam bekerja untuk memajukan seluruh cabang olahraga di kabupaten Paluta.

Lebih lanjut Samsuddin mengatakan, pada akhirnya, ketua KONI Paluta dan jajaran pengurusnya harus bertanggungjawab penuh atas keterpurukan prestasi kontingen Kabupaten Paluta di ajang Porprovsu tahun 2022 beberapa waktu lalu.

Untuk informasi, kontingen atlet kabupaten Paluta terpuruk ke posisi 24 di ajang Porprovsu 2022 yang pada perhelatan sebelumnya berada di posisi 18 dan tim sepakbola yang ikut diutus mengalami dua kali kekalahan dalam dua kali pertandingan dengan skor yang cukup memalukan yakni kalah saat melawan kesebelasan Tanjung Balai dengan skor telak 7-0 dan kekalahan melawan kesebelasan Simalungun dengan skor 1-0.(Ar)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kesebelasan Binaan PSSI Askab Paluta Terpuruk di Ajang Porprovsu 2022, Ini Kata Pengamat

Trending Now

Iklan