Iklan


Review Kinerja Tahunan Aksi Integrasi Stunting Kabupaten Paluta Tahun 2022

Redaksi Dalto Media
Kamis, 12 Januari 2023 | 11:35 WIB Last Updated 2023-01-12T04:35:05Z

Foto : Pertemuan review kinerja tahunan aksi integrasi stunting Paluta, Rabu (11/01/2023).

PADANG LAWAS UTARA - Setelah melalui 7 tahapan aksi konvergensi stunting, Pemerintah kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) dalam hal ini tim percepatan penurunan stunting (TPPS) menggelar tahapan akhir yakni Review Kinerja Tahunan Aksi Integrasi Stunting Tahun 2022 yang bertempat di aula rapat Kantor Bupati Paluta, Rabu (11/01/2023).

Pertemuan ini dipimpin oleh Wakil Bupati Paluta Hariro Harahap diwakili asisten III Maralobi Siregar dihadiri oleh Kepala Bappelitbang Ridwan Efendi Daulay, Kadis Kesehatan dr Sri Prihatin Harahap, TP PKK Paluta, perwakilan jajaran OPD kabupaten Paluta, Camat dan Kepala Puskesmas se Kabupaten Paluta serta kepala desa lokus stunting dengan menghadirkan Tenaga Ahli Bangda Regional I Rizal Efendi yang bertindak sebagai narasumber.

Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Paluta dr Sri Prihatin Harahap dalam laporannya menyampaikan bahwa sejak tahun 2020 terjadi penurunan angka prevalensi stunting di daerah kabupaten Paluta secara signifikan.

Berdasarkan hasil pengukuran status gizi balita melalui aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM), pada tahun 2020 angka prevalensi stunting di kabupaten Paluta sebesar 11,8%, terjadi penurunan di tahun 2021 menjadi 10,46% dan ditahun 2022 turun menjadi 10,15%.

"Artinya di setiap tahun, ada penurunan prevalensi stunting di daerah kabupaten Paluta," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah aksi integrasi 8 dalam pencegahan dan penanganan kasus stunting di Kabupaten Paluta.

Dimana, dalam kurun waktu setahun ini Kabupaten Paluta telah menyelesaikan 8 aksi integrasi dalam pencegahan dan penanganan kasus stunting. 

"Masih banyak hal-hal yang harus kita benahi, baik dari sektor sensitive maupun spesifik dan semoga di tahun-tahun berikutnya kinerja dan kerjasama dapat ditingkatkan dalam menangani dan mencegah stunting di kabupaten Paluta khususnya," harapnya.

Sementara, Kepala Bappelitbang Ridwan Efendi Daulay yang merupakan Wakil Ketua TPPS Paluta menyebutkan bahwa berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, Sumatera Utara berada pada angka 25,8 persen. 

Sedangkan prevalensi stunting di kabupaten Paluta berdasarkan SSGI tahun 2021 sebesar 32,1% dan saat ini hasil SSGI tahun 2022 untuk Sumut dan kabupaten Paluta masih dalam proses untuk mengetahui penurunan yang dicapai apakah on track dengan target yang telah ditetapkan menuju 14 persen pada tahun 2024.

"Kita mengakui, masih ada sejumlah hambatan pelaksanaan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting (PPS)," katanya.

Hambatan tersebut antara lain waktu pelaksanaan aksi konvergensi masih terlambat dan belum sesuai perencanaan, masih ditemukannya data pada cakupan layanan yang belum lengkap dari OPD terkait, tahap pengusulan kegiatan untuk tahun berjalan dan tahun rencana belum semua OPD menyasar ke desa lokus stunting, belum sepenuhnya melakukan usulkan program/kegiatan dan anggaran ke dalam APBDes didesa lokus stunting dan OPD terkait belum sepenuhnya memahami cara pelaporan dan pengisian website Bina Bangda.

Untuk itu, TPPS Kabupaten Paluta menyampaikan beberapa rekomendasi diantaranya perlunya peningkatan kwalitas pelaksanaan 8 aksi konvergensi tingkat kecamatan dan kabupaten, perlunya peningkatan kwalitas data tingkat desa, kecamatan dan kabupaten secara berkala.

"Dan yang terakhir, perlunya pengawalan program penurunan stunting mulai dari tingkat desa, kecamatan dan kabupaten," jelasnya.

Wakil Bupati Paluta Hariro Harahap selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting dalam arahannya yang diwakili oleh asisten III Maralobi Siregar mengatakan pelaksanaan review kinerja tahunan ini merupakan aksi tahap akhir dari 8 aksi konvergensi penanganan stunting. 

Konvergensi percepatan pencegahan stunting adalah intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu dan bersama-sama menyasar kelompok sasaran prioritas yang tinggal di desa.

"Pelaksanaan review ini adalah untuk melihat bagaimana capaian kinerja selama satu tahun terkait upaya penurunan stunting yang sudah kita upayakan melalui berbagai intervensi, baik intervensi yang bersifat spesifik dan sensitif", ujarnya.

Tambahnya, untuk selanjutnya seluruh pihak diharapkan dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat pencapaian target kinerja output dan outcome sehingga dapat merumuskan tindak lanjut perbaikan agar target kinerja dapat dicapai pada tahun berikutnya.

Melalui kegiatan ini, juga diharapkan pada Tahun 2023 ini ada penurunan prevelensi stunting yang signifikan khususnya di kabupaten Paluta, sehingga pada Tahun 2024 diharapkan kabupaten Paluta dapat mendukung perwujudan target Nasional menurunkan angka prevalensi stunting ke angka 14 %, serta dapat terjalin kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi masalah stunting di Kabupaten Paluta.

"Untuk mensukseskan penurunan angka stunting di Kabupaten Paluta, saya harapkan seluruh stakeholder terkait dan masyarakat untuk mendukung aksi konvergensi stunting review ini dapat membandingkan antara rencana dan realisasi capaian, mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat pencapaian target kinerja serta merumuskan tindak lanjut perbaikan agar target kinerja dapat dicapai pada tahun berikutnya," tegasnya.

Pantauan, kegiatan juga dirangkai dengan pemberian penghargaan kepada sejumlah OPD dan Puskesmas atas peran aktifnya dalam rangka Percepatan penurunan stunting di daerah kabupaten Paluta selama tahun 2022.(AR)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Review Kinerja Tahunan Aksi Integrasi Stunting Kabupaten Paluta Tahun 2022

Trending Now

Iklan