PADANG LAWAS UTARA - Pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) yang diikuti oleh sejumlah utusan desa di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) dengan tema "Strategi Efektif Pencegahan Narkoba untuk Kesejahteraan Masyarakat" dinilai tidak bermanfaat dan pemborosan keuangan negara.
Kegiatan Bimtek yang diadakan oleh lembaga Pusat Managemen Pelatihan Putra dan Putri dipusatkan di Griya Hotel Jl. Tengku Amir Hamzah, No 38 – 44 Blok A, Helvetia Timur – Kota Medan berlangsung selama 4 (empat) hari mulai dari tanggal 16 hingga 20 Desember 2024.
Berdasarkan undangan yang disampaikan oleh lembaga penyelenggara Bimtek tersebut, pihak desa diminta untuk mengutus wakilnya sebanyak 2 Orang setiap desa dengan biaya kontribusi yang dibebankan sebesar Rp10.000.000,- untuk setiap peserta.
Informasi yang dihimpun, ada 74 desa yang mengikuti pelaksanaan Bimtek dengan total peserta sebanyak 148 orang utusan desa dari kabupaten Paluta. Sedangkan untuk fasilitas mulai penginapan selama 5 (lima) hari 4 (empat) malam, konsumsi selama pelaksanaan kegiatan bimtek, materi, tas, baju, alat tulis serta piagam penghargaan.
Dari besaran anggaran yang cukup fantastis tersebut, pelaksanaan kegiatan bimtek tersebut terkesan pemborosan dan dugaan hanya ingin meraup keuntungan belaka.
Dari keterangan salah seorang peserta yang namanya tidak mau dipublikasikan menyampaikan rasa kecewanya atas pelaksanaan kegiatan bimtek tersebut.
"Biayanya 10 juta rupiah per peserta, satu desa 2 orang peserta. Tapi fasilitasnya mengecewakan, lokasi dan penginapan pun kayaknya dibawah standar. Satu kamar dua orang," katanya.
Dengan biaya kontribusi yang cukup fantastis, fasilitas yang disediakan sangat mengecewakan seluruh peserta. Sehingga kegiatan bimtek ini dianggap sebagai metode atau cara untuk meraup keuntungan pribadi oleh pihak panitia pelaksana.
"Tidak ada manfaat Bimtek ini dan bukan kemauan kami, tapi karena kegiatan ‘titipan’, terpaksalah harus kita ikuti. Asal-asalan pula itu dibuat panitianya," ujarnya dengan nada kecewa.
Tambahnya, karena sudah sering mengikuti bimtek seperti ini dan dinilai tidak bermanfaat, banyak peserta yang tidak hadir.
Namun, walaupun desa yang diundang tidak mengirimkan utusan atau tidak hadir, mereka tetap harus membayar biaya kontribusi yang ditetapkan.
"Banyak yang tidak hadir, tapi harus tetap bayar itu. Kalau tidak bayar, bahaya itu. Untung besar itu panitianya," terangnya.
Sementara itu pihak lembaga penyelenggara Bimtek saat di konfirmasi wartawan di nomor yang di cantumkan pada undangan tersebut melalui jaringan seluler belum memberikan keterangan resmi.
Pantauan, kondisi ruangan pada saat pelaksanaan bimtek tersebut tampak sepi karena banyaknya peserta yang tidak hadir mengikuti kegiatan. (AR)