Foto : Hermansyah Lubis bersama tokoh masyarakat saat melihat langsung kondisi bendungan Irigasi Sihapas Kiri di Kecamatan Barumun Barat, kabupaten Padang Lawas, Senin (6/1/2025). |
PADANG LAWAS - Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara (Sumut) daerah pemilihan Sumut 7 Hermansyah Lubis mengunjungi dan meninjau bendungan irigas Sihapas Kiri yang berada di wilayah Desa Batu Sundung dan Desa Sidongdong Kecamatan Barumun Barat, kabupaten Padang Lawas (Palas) yang jebol sudah puluhan tahun, Senin (6/1/2025).
Bendungan irigasi Sihapas Kiri yang dibangun pada tahun 1999 pada waktu masih kabupaten Tapanuli Selatan ini mengaliri ratusan hektar persawahan masyarakat.
Namun, bendungan tersebut sudah hampir 10 tahun lebih tidak berfungsi dengan baik akibat jebol tersapu banjir air sungai Aek Sihapas dan belum pernah mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat.
Hermansyah Lubis yang setelah menerima laporan dari masyarakat bergerak cepat untuk melihat dan meninjau langsung kondisi bendungan yang telah 10 tahun tersebut tidak pernah mendapat perhatian pemerintah.
Saat berada dilapangan, ia berjanji akan melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait agar nantinya bendungan tersebut dapat segera di perbaiki.
"Dengan sampainya kita kemari, kita akan upayakan untuk mengkoordinasikannya dengan pihak-pihak terkait agar bendungan Irigasi Sihapas Kiri ini bisa berfungsi dengan baik mengingat irigasi tersebut sangat di butuhkan masyakat untuk bisa bersawah," katanya.
Dirinya juga berjanji akan membawa permasalahan tersebut ke Pemprov Sumut agar bendungan tersebut dapat diperbaiki mengingat saat ini sesuai astacita program presiden Prabowo yakni memperkuat ketahanan pangan khususnya peningkatan fungsi untuk lahan pertanian.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat desa SiDongdong, Raja Mardaut Pohan menyampaikan dengan turunnya anggota DPRD Sumut ini dapat menyambung lidah masyarakat kepada pemerintah untuk dapat memperbaiki bendungan irigasi Sihapas Kiri tersebut mengingat selama ini mereka sudah sering mengadukannya kepada pemerintah kabupaten namun tidak pernah mendapatkan tanggapan.
"Selama 10 tahun terakhir ini kita sudah coba untuk mengadukannya kepada pemerintah kabupaten, namun tidak pernah mendapat tanggapan sehingga kami masyarakat di tiga desa yang membutuhkan sudah merasa jenuh karena tidak pernah mendapat tanggapan padahal kami sangat membutuhkan bendungan irigasi tersebut untuk bisa mengaliri air kesawah kami," tuturnya.
Raja Mardaut Pohan juga menceritakan bahwa selama ini masyakat bergotong-royong untuk memperbaiki dengan seadanya agar air bisa mengalir ke saluran irigasi dengan memungut biaya tiga kaleng beras dari setiap petani yang apabila di konfersi menjadi Rupiah diperkirakan sebesar tiga ratus ribu Rupiah untuk musim tanam.
Diketahui, bendungan irigasi Sihapas Kiri tersebut mengalir sepanjang 1.800 meter untuk bisa sampai ke persawahan masyarakat, dimana irigasi tersebut berfungsi untuk mengairi sekitar 800 hektar sawah dan bila di musim kemarau masyarakat sangat sulit untuk bersawah apa bila bendungan tersebut tidak diperbaiki segera. (AR)